Cara Saya Membangun Akun Instagram 100k Followers Hanya dalam 5 Bulan

Jadi ceritanya gini. Di bulan Februari saya sempet bikin story di Instagram, ngebahas perkembangan salah satu akun Instagram yang saya kelola. 

Niatnya mau dijadiin studi kasus dan didokumentasikan di blog ini, eh malah nggak sempat-sempat nulisnya.

Apa daya, akhirnya baru kesampean nulis di akhir tahun 2020 ini. 

Yah, maafkanlah diri ini saudara-saudara.


Waktu itu, saya iseng aja sebenernya. Kepengin punya akun Instagram dengan banyak followers, tapi bukan dari akun personal saya @asrurrifa.

Terpikirlah saya untuk bikin akun publik Instagram.

Apa itu akun publik? 

Setau saya, akun publik adalah akun Instagram yang berisi postingan menarik tentang suatu topik dan ditujukan untuk banyak orang

Contoh akun publik yang berhasil yaitu Dagelan, Infia Fact, Indozone, Folkative, Jakarta.Keras, Awreceh



Akun-akun itu sebenarnya modal repost doang, tapi bisa punya banyak pengikut. Bahkan Dagelan bisa sampai 14 juta followers, udah centang biru lagi. Modal repost. 

Wadaw....

Ini berarti, Instagram nggak ngelarang penggunanya buat repost konten orang lain. 

Sepertinya sah-sah saja merepost konten orang lain di Instagram, lagian akun resmi Instagram juga repost kok. Tapi tetap saja kita harus kasih credit ke pemilik aslinya. 

Nggak boleh asal main comot aja ya.

Bahkan untuk konten-konten yang bukan untuk umum seperti merek, portofolio desain/ilustrasi, musik, kita harus izin terlebih dahulu. 

Kalau enggak gitu, postingannya bisa dihapus Instagram, bahkan bisa-bisa akunnya yang kena banned. Kan sad sekali.

Studi Kasus Membangun Akun Instagram 100 Ribu Followers dalam 5 Bulan

Di akhir bulan Desember 2019, saya bikin tuh akun baru. Niatnya mau dibuat jadi akun publik yang isinya postingan receh dan lucu-lucu gitu. 

Alasannya simple aja sih, saya suka aja ngeliat meme dan video-video lucu. Biar lebih semangat juga postingnya, soalnya kan ini baru pertama kali bikin akun publik. 

Kalau nggak semangat posting, pastinya followers mentok segitu-gitu aja. 

Januari

Di 5 Januari 2020, saya mulai posting foto dan video sampai 100 post lebih. Bulan pertama saya follow dan unfollow akun orang lain sampai sentuh 1000 followers. 

Di pertengan bulan kalau nggak salah, saya coba ngiklan Rp 100.000 pakai Instagram Ads, biar lebih cepat naik followersnya. 

Tapi ternyata, hasilnya nggak sesuai ekspektasi. 

Yang follow dikit banget cuy. 

Karena itu, saya coba lagi ngiklan ke 2 akun publik yang udah cukup gede, followersnya kisaran 200 ribu lebih. Modal buat ngiklan ke 2 akun itu kisaran Rp 450.000. 

Hasilnya? Lumayan sepadanlah. 

Di akhir bulan Januari, sudah tembus 5000 followers dengan pertumbuhan rata-rata 550 followers tiap harinya.

Setelah itu, saya tetap posting foto dan video receh tiap harinya. Frekuensi posting biasanya 5x sehari;

  • Pagi hari jam 6
  • Siang hari jam 12
  • Sore hari jam 3 atau 5
  • Petang jam 6 atau 7
  • Malam kisaran jam 8 atau 9.

Liat sikon aja si postingnya. Kira-kira lagi gabut dan nggak ada urusan ya posting. 

Buat bahan postingannya sendiri, saya ambil dari Instagram dan Facebook. Kadang ambil dari fanpage meme Facebook, kadang cari di explore pencarian dan hastag Instagram. 

Bahan di topik humor banyak banget sih, tinggal pinter-pinternya aja ngeliat trend. Kalau ada sesuatu yang lagi heboh, ya posting seputar itu. 

Misalnya kemarin heboh game Among Us, ya cari konten yang berhubungan sama Among Us. Lagi heboh drakor Start-Up, ya coba bahas itu. 

Cara ini terbukti bisa ngedongkrak interaksi, bahkan bisa viral dan masuk top post pencarian.

Atau kalau lagi buntu banget, ya coba liat-liat postingan akun publik sejenis yang udah gede, kira-kira post kaya apa sih yang bikin orang ketawa. 

Kalau udah nemu, ya coba repost dan jangan lupa kasih credit sumbernya.

Intinya : makin pinter riset / ngulik, makin besar juga probabilitas postingan bisa viral.

Februari

Di akhir bulan Februari, akhirnya bisa tembus sampai 20.000 followers. Nggak nyangka juga bisa secepet itu.


Data insight sementara : mayoritas followers adalah laki-laki sebanyak 86% dan sisanya perempuan sebanyak 14%. Untuk jam posting paling ramai di kisaran jam 6 sore sampai 9 malam. 

Pagi-pagi dan tengah malam jarang ada yang ngeliat / interaksi.

Ini salah satu konten yang berhasil viral di 2 bulan pertama.

Tayangan video sampai 100 ribuan, jangkauan 163 ribu, share 1613, disimpan 1159. Cukup baguslah ya.

Maret

Di bulan Maret, saya tetap posting konsisten setiap harinya. 

Ini progress insight di bulan Maret dan bisa kita lihat di bawah, jangkauannya terus mengalami peningkatan.

Banyak video yang masuk explore pencarian dan dilihat oleh puluhan sampai ratusan ribu orang. 

Wajar aja kalau pertumbuhan followersnya sangat bagus. 

Di bulan ini, ada juga postingan yang viral. Ini data insightnya.

Postingan itu bisa dapat 754.095 jangkauan, 39,2 ribu share, 1,791 komentar, dan 17,3 ribu kali disimpan. Post yang lain juga ikut naik interaksinya berkat video dan foto yang viral itu.

Sampai akhirnya di akhir bulan, akun ini bisa tembus sampai 55.630 followers. Pertumbuhan followers rata-rata meningkat drastis jadi 900 - 1200 setiap hari. 

Bener-bener nggak nyangka bisa secepat ini sih. Melebihi ekspektasi.

April - Mei

Saya posting terus-terusan di jam yang ramai sampai di bulan Mei 2020. Ini data insight-nya, jangkauan sampe 2 jutaan dan impresi sampai 5 jutaan.


Bulan Mei, ada foto yang viral banget. 

Tembus 1.202.930 jangkauan, 4.212 ribu share, 465 komentar, dan 5.407 ribu kali disimpan. 

Postingan format foto jarang-jarang ada yang sampai seheboh ini lho, bisa juga ternyata.

Dannnn... akhirnyaaaa .... 👇


.... akun ini bisa tembus 100.000 followers Instagram

Waktu yang diperlukan : 5 bulan kurang 4 hari.

Belum genap 5 bulan ya berarti.

Juni


Setelah tembus 100.000 followers, di bulan Juni juga progressnya masih sangat bagus. 

Jangkauan tembus 4 jutaan dan impresi 11 jutaan.


Terus sekarang gimana nasib tuh akun? 

Sayangnya, akun itu udah dijual ke orang lain. Alasannya, pengin jadi cuan aja sih.

Dengan followers segitu, sebenarnya saya sudah bisa ngasilin cuan dengan jual produk sendiri atau buka jasa paid promote. Modal buat ngiklan diawal juga udah ketutup sih.

Tapi jujur aja, buat niche humor rasanya kurang mantap dapet cuannya, kecuali kalau emang benar-benar udah gede kaya Dagelan.

Niche selain humor jauh lebih potensial, misalnya niche desain rumah, interior, parenting, kuliner, dakwah, keluarga, atau gaming. 

Dari studi kasus ini, saya juga belajar bahwa untuk mendapat 100 ribu followers di Instagram bukanlah hal yang mustahil. 

Bahkan dari studi kasus ini, bisa tembus 100 ribu followers hanya dalam waktu 5 bulanan. 

Kesimpulannya...

  • Punya banyak followers di Instagram bukanlah hal yang mustahil.
  • Harus rajin posting setiap harinya di jam-jam ramai biar dilihat banyak pengguna Instagram.
  • Rajin ngulik / riset trend biar postingannya cepat viral dan masuk top post pencarian.
  • Akun publik yang sudah besar bisa dimonetize dengan banyak cara, seperti paid promote atau promosi produk sendiri.
  • Repost diperbolehkan Instagram, tapi perlu diingat ada beberapa konten yang tidak boleh sembarangan direpost karena bisa melanggar hak cipta. Jangan lupa juga buat kasih credit ke pemilik konten aslinya dan izin terlebih dahulu.
  • Selalu ikuti pedoman dan kebijakan Instagram biar akun nggak dibanned.
Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar

Silakan berkomentar :)